No Widgets found in the Sidebar

AHLI Bertemu Deputi Kemenparekraf, Ini Usulannya

JAKARTA – Association of Hospitality Leaders Indonesia (A.H.L.I) sebagai asosiasi profesi para pimpinan sektor usaha dan lembaga pendidikan tinggi pariwisata terus bergerak mengupayakan kontribusi berdampak nyata terhadap member, industri dan negara.AHLI yang saat ini dipimpin I Ketut Swabawa, CHA sebagai Ketua Umum, diterima Deputi II Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kemenparekraf / Baparekraf RI yaitu Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, SE.,MM.,CHT di ruang kerjanya Lantai 11 Gedung Sapta Pesona di kawasan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 11 Oktober 2021. Wisnu Bawa yang didampingi Elli Yuliarti dan Teguh dari Pemberdayaan Masyarakat Deputi II menyampaikan harapan pemerintah dalam pembangunan SDM Pariwisata yang merata di 13 bidang usaha pariwisata.Menurut Swabawa, dalam kesempatan tersebut Deputi menyampaikan bahwa masih banyak yang perlu digarap dalam pembangunan SDM pariwisata.“Selain peningkatan pengetahuan dan keterampilan, sertifikasi profesi juga masih banyak kekurangan baik dalam skema uji kompetensi, tool boxes-nya. Karena sektor pariwisata bukan hanya perhotelan, dan beliau memaparkan begitu banyak yang harus ditingkatkan dan ditambahkan lagi. Khusunya pada sektor ekraf yang beririsan dengan pariwisata sebagian besar skema dan materi uji belum ada,” kata Swabawa saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Senin, 11 Oktober 2021.Dari AHLI turut hadir pula Lalu Aswadi Jaya (Ketua I DPP AHLI), Rohyan Sosiadi (Ketua IV DPP AHLI), Joko Haryono (Kabid Pelatihan dan Sertifikasi DPP AHLI) dan Freddy Triyono (Wasekjen II DPP AHLI).AHLI menerima 3 bahan program dari Deputi yang harus segera disiapkan untuk diusulkan sebagai akselerator pembangunan SDM Pariwisata di era next normal.“Melalui Ketua IV kami yang menaungi Pendidikan Pariwisata termasuk di dalamnya Pelatihan SDM akan berkoordinasi dg Kabid Pelatihan dan Sertifikasi untuk hal ini. Kami di pimpinan telah memberikan panduan garis besarnya yakni ada 4 hal usulan di era new tourism trend menyangkut reskill dan upskill sekaligus traumatic healing, pemerataan KKNI pada sektor yang belum terserap, penyusunan literasi panduan SDM di era NEWA tourism concept, hingga pemberdayaan seluruh stakeholder dan asosiasi yang ada dalam sinergitas memajukan pariwisata Indonesia” kata Swabawa.Seperti yang kita ketahui, AHLI secara resmi dikukuhkan oleh Deputi II Sumber Daya dan Kelembagaan (SDK) Kemenparekraf dan disaksikan Vice President National Tourism Professional Board (NTPB) pada peringatan World Tourism Day 2021, 27 September secara hybrid di Jakarta lalu.Ditanya tentang kesiapan menyambut open international border untuk Bali, Swabawa menyampaikan yang terpenting adalah fokus pada kenyamanan wisatawan yang datang ke Bali.Menurut Swabawa, sudah banyak yang bahas standar CHSE dan protokol kesehatan, dan itu mutlak sebagai garansi kesiapan industri dan destinasi.“Tidak perlu dipertentangkan lagi, kita kawal bersama prokes seketat-ketatnya dan implementasi CHSE yang tepat karena itu bukti otentik dan legitimasi penerapan sesuai panduan yang ditentukan,” imbuh Swabawa.Ditambahkan Swabawa, ada hal lain lagi yang penting yakni kenyamanan wisatawan di bandara baik saat kedatangan maupun keberangkatan.“Sesuai praktik di lapangan saya masih menemukan lemahnya aplikasi PeduliLindungi yang terkadang putus atau gangguan signal, sehingga penumpang diarahkan secara offline untuk verifikasi dokumen perjalanan,” papar Swabawa, pria dengan tiga orang anak ini.“Hal ini menimbulkan antrean dan kinerja petugas di konter juga perlu ditingkatkan agar lebih cepat, efisien dan menghindari gangguan kenyamanan wisatawan yang antre tersebut,” pungkas Swabawa. (SW)

Sumber : www.lintasbali.com